Youth Culture
Pengaruh Film Layar Lebar Ada Apa Dengan Cinta (AADC) di Indonesia
Ada Apa Dengan Cinta (AADC) merupakan sebuah film layar lebar remaja yang menceritakan tentang kehidupan percintaan dan persahabatan anak-anak SMA, dipublikasikan pada tahun 2002, dengan tokoh utama bernama Cinta dan Rangga lalu sahabat-sahabat Cinta yaitu (aduh lupa). Mengambil setting di sekolah, rumah, dan tempat lain yang sekiranya masih wajar dikunjungi anak remaja, agar yang menonton (audiens) mudah merasakan yang dialami oleh tokoh di film dan audiens menjadi betah menonton film ini hingga akhir. Supaya bisa dibilang "film ini gue bangettzz!".
Di tengah lesunya dunia perfilman Indonesia saat itu dan bombardir film improt, kemunculan film ini seolah menjadi oase di tengah gurun. Setelah kemunculan film ini, sineas Indonesia mulai bangkit untuk membuat film. Teater twentyone pun jadi tak hanya melulu diwarnai wajah2 negeri orang tapi mulai di warnai wajah2 negeri sendiri. Untuk melakukan sesuatu yang bisa dikatakan 'perintisan' menghidupkan dunia perfilman Indonesia, pemilihan target audiens anak muda menjadi sangat efektif. Mengingat sifat2 anak muda yang masih belum punya jati diri, dan cenderung sangat mudah menerima hal-hal baru dikarenakan rasa ingin tahu mereka yang masih cukup besar maka mudah sekali memberi mereka sesuatu yang FRESH di tengah kemonotonan yang ada saat itu. Dan.. Voila! Film ini menjadi sangat populer . Setelahnya, banyak sekali sineas-sineas yang membuat film lain dengan tema remaja seperti ini. Contohnya 30 hari mencari cinta, petualangan sherina, pasir berbisik, janji joni, dll.
Adanya film AADC ini membawa perubahan yang cukup besar pada kultur remaja di Indonesia. Berikut ini adalah contoh perubahan kultur remaja Indonesia sebagai dampak dari film AADC ini:
Terjadi perubahan cara berpakaian seragam, terutama pada seragam SMP dan SMA. Seperti yang dikenakan oleh tokoh utama film AADC dan teman-temannya, yaitu baju seragam yang junkies. Seperti rok yang seharusnya panjangnya dibawah lutut, menjadi mini (diatas lutut), kemeja seragam yang dikecilkan hingga pas dengan badan dengan lengan pendek yang jauh diatas siku, dan panjang kemeja yang hanya sebatas pinggul, sehingga kemeja tidak dimasukkan ke dalam rok/celana. Selain seragam, perubahan juga tampak pada pemakaian kaos kaki. Sama seperti yang dikenakan oleh tokoh-tokoh dalam film tersebut, terutama tokoh wanitanya, memakai kaos kaki yang panjangnya separuh betis bahkan ada yang sampai mendekati lutut, sesuai dengan panjang rok mereka.
Membentuk kelompok kecil atau nge-gank yang mengatasnamakan persahabatan, khususnya remaja SMP dan SMA, menjadi sangat populer. Mereka berkumpul dan beraktifitas dalam kelompok mereka masing-masing, berdasarkan atas kesamaan yang mereka miliki. Entah itu kesamaan hobi, tempat nongkrong, warna favorit, artis favorit, status sosial, dan lain sebagainya. Dalam satu gank, antar anggotanya saling support satu sama lain. Rela mengorbankan ego demi persahabatan. Tampak pada konflik hubungan Cinta dan Rangga yang ditutupi oleh Cinta agar tak diketahui sahabat2nya karena Cinta merasa takut dianggap punya prioritas lain yang lebih penting dari persahabatan. Yang akhirnya Cinta merasa sangat bersalah ketika salah satu sahabatnya membutuhkan Cinta untuk menemani tapi Cinta malah pergi kencan dengan Rangga. Dan Cinta pun memutuskan untuk menjauhi Rangga demi menjaga persahabatan. Lalu ketika Cinta dipaksa sahabat2nya untuk jujur karena setelah Cinta memutuskan untuk menjauhi Rangga, Cinta menjadi pemurung, sahabat2nya malah menyalahkan Cinta karena ketidakjujuranyya atas perasaan yang ia rasakan terhadap Rangga, dan Sahabat2 Cinta malah mendukung Cinta untuk mendapatkan cintanya, Rangga.
Semenjak film AADC, gaya berpacaran remaja sekarang sudah berani berciuman bibir. Sebelumnya hal ini dianggap tabu oleh pasangan seusia remaja, tetapi dengan adanya adegan dari film ini muncul suatu habit baru tentang sah-nya berciuman (bibir) dalam pacaran.
Saat itu, sedang populer rambut belah tengah dan celana hipster plus kaos oblong pas badan yang kalau duduk kelihatan bagian punggung bagian bawah. :)
Oleh karena tema yang diambil cukup simpel dan juga romantis, target yang dipilih remaja, serta respons yang cukup baik pada kalangan anak muda setelah film ini muncul, respons baik ini berimbas ke "tetangga sebelah".
Semenjak ada AADC, mulai bermunculan lagu-lagu dengan lirik seputar percintaan yang lebih lugas, jujur, dan to the point. Tak lagi menggunakan bahasa yang penuh kiasan rumit seperti tren sebelumnya (misal: pada lirik lagu Betharia Sonata "..lihatlah tanda~ merah di pipi, bekas gambar tanganmu..".. pada lirik lagu setelah kemunculan AADC mungkin akan langsung dikatakan "....bekas tamparanmu".)
Selain berimbas pada dunia musik, dunia tv-show pun kena deh!. Lagi-lagi targetnya anak muda alias remaja. Yaitu kemunculan reality show pertama di Indonesia, 'Katakan Cinta'. Di mana si pendaftar (baca:klien) mengungkapkan cinta dengan sekreatif mungkin dan 'the most creative way to say love' akan mendapatkan hadiah setelah sebelumnya di polling berdasar pemilihan langsung oleh pemirsa TV di rumah masing-masing (masa' di rumah tetangga.. hm.. fokus.. fokus..), untuk menjadi yang terfavorit. Bahkan sampai ada yang rela pura-pura menembak kawannya sendiri lalu masuk tipi dan mendapatkan hadiahnya yang hm.. lumayan lah buat anak muda.
Dan ada lagi imbas yang menurut kami cukup signifikan. Remaja semakin punya lahan untuk berekspresi salah satunya saat itu ada tv program 'the power of putih abu-abu' dimana anak2 SMA berlomba untuk membuat performance yang kreatif untuk menunjukkan eksistensi sekolahnya (dan juga dirinya masing-masing) dan bagi yang terbaik akan menadapakan hadiah yang cukup besar yang nantinya diberikan untuk sekolah dengan performance terkreatif.
Dan ada lagi imbas yang menurut kami cukup signifikan. Remaja semakin punya lahan untuk berekspresi salah satunya saat itu ada tv program 'the power of putih abu-abu' dimana anak2 SMA berlomba untuk membuat performance yang kreatif untuk menunjukkan eksistensi sekolahnya (dan juga dirinya masing-masing) dan bagi yang terbaik akan menadapakan hadiah yang cukup besar yang nantinya diberikan untuk sekolah dengan performance terkreatif.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa film AADC memberi pengaruh besar pada kultur anak muda Indonesia mulai fashion, hingga kehidupan sosial mereka dengan orangsekitarnya.
Film yang mampu membuat serentetan imbas yang cukup panjang pada bidang lainnya.
Ini membuktikan bahwa anak muda adalah motor kebudayaan massa atau kebudayaan populer.
Ini membuktikan bahwa anak muda adalah motor kebudayaan massa atau kebudayaan populer.