Selasa, 17 November 2009

Youth Culture


Youth Culture

Pengaruh Film Layar Lebar Ada Apa Dengan Cinta (AADC) di Indonesia

      Ada Apa Dengan Cinta (AADC) merupakan sebuah film layar lebar remaja yang menceritakan tentang kehidupan percintaan dan persahabatan anak-anak SMA, dipublikasikan pada tahun 2002, dengan tokoh utama bernama Cinta dan Rangga lalu sahabat-sahabat Cinta yaitu (aduh lupa). Mengambil setting di sekolah, rumah, dan tempat lain yang sekiranya masih wajar dikunjungi anak remaja, agar yang menonton (audiens) mudah merasakan yang dialami oleh tokoh di film dan audiens menjadi betah menonton film ini hingga akhir. Supaya bisa dibilang "film ini gue bangettzz!".

      Di tengah lesunya dunia perfilman Indonesia saat itu dan bombardir film improt, kemunculan film ini seolah menjadi oase di tengah gurun. Setelah kemunculan film ini, sineas Indonesia mulai bangkit untuk membuat film. Teater twentyone pun jadi tak hanya melulu diwarnai wajah2 negeri orang tapi mulai di warnai wajah2 negeri sendiri. Untuk melakukan sesuatu yang bisa dikatakan 'perintisan' menghidupkan dunia perfilman Indonesia, pemilihan target audiens anak muda menjadi sangat efektif. Mengingat sifat2 anak muda yang masih belum punya jati diri, dan cenderung sangat mudah menerima hal-hal baru dikarenakan rasa ingin tahu mereka yang masih cukup besar maka mudah sekali memberi mereka sesuatu yang FRESH di tengah kemonotonan yang ada saat itu. Dan.. Voila! Film ini menjadi sangat populer . Setelahnya, banyak sekali sineas-sineas yang membuat film lain dengan tema remaja seperti ini. Contohnya 30 hari mencari cinta, petualangan sherina, pasir berbisik, janji joni, dll.



      Adanya film AADC ini membawa perubahan yang cukup besar pada kultur remaja di Indonesia. Berikut ini adalah contoh perubahan kultur remaja Indonesia sebagai dampak dari film AADC ini:


      Terjadi perubahan cara berpakaian seragam, terutama pada seragam SMP dan SMA. Seperti yang dikenakan oleh tokoh utama film AADC dan teman-temannya, yaitu baju seragam yang junkies. Seperti rok yang seharusnya panjangnya dibawah lutut, menjadi mini (diatas lutut), kemeja seragam yang dikecilkan hingga pas dengan badan dengan lengan pendek yang jauh diatas siku, dan panjang kemeja yang hanya sebatas pinggul, sehingga kemeja tidak dimasukkan ke dalam rok/celana. Selain seragam, perubahan juga tampak pada pemakaian kaos kaki. Sama seperti yang dikenakan oleh tokoh-tokoh dalam film tersebut, terutama tokoh wanitanya, memakai kaos kaki yang panjangnya separuh betis bahkan ada yang sampai mendekati lutut, sesuai dengan panjang rok mereka.    

      Membentuk kelompok kecil atau nge-gank yang mengatasnamakan persahabatan, khususnya remaja SMP dan SMA, menjadi sangat populer. Mereka berkumpul dan beraktifitas dalam kelompok mereka masing-masing, berdasarkan atas kesamaan yang mereka miliki. Entah itu kesamaan hobi, tempat nongkrong, warna favorit, artis favorit, status sosial, dan lain sebagainya. Dalam satu gank, antar anggotanya saling support satu sama lain. Rela mengorbankan ego demi persahabatan. Tampak pada konflik hubungan Cinta dan Rangga yang ditutupi oleh Cinta agar tak diketahui sahabat2nya karena Cinta merasa takut dianggap punya prioritas lain yang lebih penting dari persahabatan. Yang akhirnya Cinta merasa sangat bersalah ketika salah satu sahabatnya membutuhkan Cinta untuk menemani tapi Cinta malah pergi kencan dengan Rangga. Dan Cinta pun memutuskan untuk menjauhi Rangga demi menjaga persahabatan. Lalu ketika Cinta dipaksa  sahabat2nya untuk jujur karena setelah Cinta memutuskan untuk menjauhi Rangga, Cinta menjadi pemurung, sahabat2nya malah menyalahkan Cinta karena ketidakjujuranyya atas perasaan yang ia rasakan terhadap Rangga, dan Sahabat2 Cinta malah mendukung Cinta untuk mendapatkan cintanya, Rangga.

      Semenjak film AADC, gaya berpacaran remaja sekarang sudah berani berciuman bibir. Sebelumnya hal ini dianggap tabu oleh pasangan seusia remaja, tetapi dengan adanya adegan dari film ini muncul suatu habit baru tentang sah-nya berciuman (bibir) dalam pacaran.

      Saat itu, sedang populer rambut belah tengah dan celana hipster plus kaos oblong pas badan yang kalau duduk kelihatan bagian punggung bagian bawah. :)



      Oleh karena tema yang diambil cukup simpel dan juga romantis, target yang dipilih remaja, serta respons yang cukup baik pada kalangan anak muda setelah film ini muncul, respons baik ini berimbas ke "tetangga sebelah".
      Semenjak ada AADC, mulai bermunculan lagu-lagu dengan lirik seputar percintaan yang lebih lugas, jujur, dan to the point. Tak lagi menggunakan bahasa yang penuh kiasan rumit seperti tren sebelumnya (misal: pada lirik lagu Betharia Sonata "..lihatlah tanda~ merah di pipi, bekas gambar tanganmu..".. pada lirik lagu setelah kemunculan AADC mungkin akan langsung dikatakan "....bekas tamparanmu".)
      Selain berimbas pada dunia musik, dunia tv-show pun kena deh!. Lagi-lagi targetnya anak muda alias remaja. Yaitu kemunculan reality show pertama di Indonesia, 'Katakan Cinta'. Di mana si pendaftar (baca:klien) mengungkapkan cinta dengan sekreatif mungkin dan 'the most creative way to say love' akan mendapatkan hadiah setelah sebelumnya di polling berdasar pemilihan langsung oleh pemirsa TV di rumah masing-masing (masa' di rumah tetangga.. hm.. fokus.. fokus..), untuk menjadi yang terfavorit. Bahkan sampai ada yang rela pura-pura menembak kawannya sendiri lalu masuk tipi dan mendapatkan hadiahnya yang hm.. lumayan lah buat anak muda.
        Dan ada lagi imbas yang menurut kami cukup signifikan. Remaja semakin punya lahan untuk berekspresi salah satunya saat itu ada tv program 'the power of putih abu-abu' dimana anak2 SMA berlomba untuk membuat performance yang kreatif untuk menunjukkan eksistensi sekolahnya (dan juga dirinya masing-masing) dan bagi yang terbaik akan menadapakan hadiah yang cukup besar yang nantinya diberikan untuk sekolah dengan performance terkreatif.

     
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa film AADC memberi pengaruh besar pada kultur anak muda Indonesia mulai fashion, hingga kehidupan sosial mereka dengan orangsekitarnya.
Film yang mampu membuat serentetan imbas yang cukup panjang pada bidang lainnya.
Ini membuktikan bahwa anak muda adalah motor kebudayaan massa atau kebudayaan populer.

Rabu, 14 Oktober 2009

Consumer Behaviour in the New Millenium

CONSUMER BEHAVIOUR IN THE NEW MILLENIUM
Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup atau lifestyle seseorang / masyarakat mengalami perubahan. Hal itu dikarenakan oleh sifat manusia sendiri yang tak pernah puas, sehingga manusia terus menerus berinovasi,baik dalam hal fashion, gadget,dll. Berikut adalah hal-hal yang menjadi trend di masa millenium baru di Indonesia :
1. Fashion
- adanya stocking warna warni
- baju dan pernak-pernik distro (ex: 3 second, greenlight, black ID,dll)
- outlet asesoris (ex: strobery, smile ,bunga, how r u, naughty,dll)
- sepatu crocs, sneakers
- celana skinny warna warni
- batik modern
2. Gadget and electronic equipment
- handphone keypad querty dan touchscreen
- i pod - x-box
- laptop
- TV LCD
3. Food and beverages
- fast food mania, layanan drive thru dan delivery service (ex: McD 14045, KFC 14022, Hoka-hoka Bento)
- makanan ringan cepat saji (ex: K-patats, Takoyaki, Kebab,dll)
- coffee shop (ex: J-Co, Coffee Corner, Coffee Bean, Dante, SourSally,dll)
- yogurt (ex: yogurt J-Co)
- minuman ber-ion (ex: Pocari Sweat, Mizone, Vitazone, dll)
- minuman ber-bulir (ex: Pulpy Orange, Nutrisari Fruit and Veg)4. Habit
- Orang-orang mulai meninggalkan habit membawa uang tunai dalam jumlah banyak, mulai memakai fitur ATM dan Credit card
- Munculnya kebiasaan homeschooling
- Menjadi member di fitness club / gym - Orang-orang mulai membeli bahan makanan organik yang ada di supermarket dengan alasan kesehatan dan alami
- Green peace
- Youth movement
- Pekerjaan di Industri Kreatif
- Nongkrong di mall dan cafe
5. Network
- Social networking in Facebook, Twitter, and Skype
- Online shop
- Game Online (Ragnarok Online, DotA, Point Blank, Pet society, Mafia War, Poker, dll)
6. Entertaiment
- Acara musik (Dahsyat, Inbox,dll)
- Reality show (Termehek mehek, CLBK, Orang ketiga, Playboy kabel, Tamu tak terduga, dll)
- Sinetron yang memakai nama tokoh utamanya menjadi judulnya dan cerita tentang Manohara
- Munculnya musik aliran Melayu-mellow
- bioskop 3d

Selasa, 06 Oktober 2009

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - Our Answers (In Progress...)

1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
Deskripsikan proses keputusan pembelian-anda terakhir kali ketika anda makan di food court sebuah mall!
Jawab:
Alasan membeli makanan di food court karena banyak pilihan makanan.. mauk yang junk food, yang indonesian food... theres so many choices. Mungkin yang namanya orang pasti punya rasa bosan. Jadi, kalo kita makan masakan rumah mulu yaaaaa bosan lah. So makanan di food court bisa jadi alternatif yang oke buat kita..

2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
Apa kriteria keputusan yang mempengaruhi sebuah keluarga makan di food court? Apakah sama saja di semua mall?
Alasan keluarga memutuskan untuk membeli makanan di food court sebuah mall karena......mungkin tergantung kondisi juga. Yang pertama bisa karena memang keluarga tersebut butuh refreshing(soal makanan),sang ibu perlu beristirahat memasak dan sang ayah mengeluarkan budgetnya untuk hang out and have lunch or dinner d food court.. yang kedua bisa karena kebetulan memang keluarga tersebut sedang berbelanja d mall,, kemudian mereka lapar dan memutuskan makan d food court karena makan di food court bisa memenuhi selera masing2,misal adek suka makanan junk food, ayah suka masakan indonesia, ibu pengen bakso, kakak pengen masakan ala italy. Semua itu bisa didapat di food court

3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
Kelompok manakah yang harus Chi-Hung sasar atau haruskah ia mencoba untuk menjualnya ke semua orang?
Target pasar yang harus di sasar oleh Chi-Hung adalah ......Beberapa kelompok yang bisa di sasar adalah 1. Keluarga dan 2. Orang-orang yang mempunyai banyak relas (17+)i. Alasannya memilih keluarga karena kebanyakan mereka sering pergi berbelanja bersama-sama untuk refreshing terutama keluarga yang mempunyai anak- anak yang masih kecil. Rata-rata setiap anggota keluarga memiliki selera yang berbeda-beda sehingga restoran adalah tempat yang tepat untuk makan karena mereka bisa memilih apa yang mereka mau (tapi kalo ada duitnya). Alasan memilih orang-orang yang mempunyai relasi banyak, misalnya seorang pengusaha yang mengadakan pertemuan dengan kliennya atau dengan relasi2 lain atau pekerja yang mempunyai banyak teman atau anak-anak muda yang suka mentraktir temannya makan, adalah karena memang kebanyakan mereka membutuhkan tempat yang nyaman & luas dengan makanan & pelayanan yang spesial untuk makan bersama teman-temannya. Sehingga restoran menjadi tempat yang pas untuk mereka pilih.

4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
Haruskah KA-POW! Menawarkan program takeout? Delivery? Harus dengan cara bagaimana lagi perusahaan dapat menjual produk-produk tambahannya?
Tidak perlu menawarkan program yang kira-kira membutuhkan biaya besar. Untuk restoran yang baru buka, lebih baik menyebarkan brosur yang memuat tentang katalog produk-produk restoran tersebut. Kecuali untuk program takeout yang memang sudah seharusnya ada di setiap restoran.

5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
Rancanglah sebuah iklan yang menarik untuk KAPOW! Menggunakan pendekatan Learn – Feel – Do untuk mempengaruhi konsumen.
Jawab:
Kuncinya adalah membuat sebuah iklan yang memuat deskripsi yang menarik dari restoran KAPOW! Diselingi dengan gambar-gambar makanan yang terlihat lezat dan dapat menarik selera konsumen. Sehingga nantinya target yang melihat brosur tersebut akan merasa bahwa restoran KAPOW! Patut untuk dicoba dikunjung dan akhirnya berujung pada transaksi di restoran.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Feel – Do – Learn?
Jawab:
Pendekatan menggunakan Affectif atau emosi bisa dicoba dengan membuat iklan yang memuat diskon harga di restoran KAPOW! Atau tawaran-tawaran menarik lain seperti produk gratis, atau beli 2 dapat 1. hal itu akan memicu emosi target untuk membeli. Baru kemudian mereka tahu dan menilai seperti apa restoran KAPOW! Setelah merasakannya.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Do – Learn – Feel?
Jawab:
Iklan dengan cara ini akan lebih simpel, cukup membuat pemberitahuan mengenai adanya restoran KAPOW! yang baru sehingga target memutuskan untuk tidak ke sana atau jadi ke sana.

6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.
Dalam sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, masing-masing orang membuat rancangan iklan yang berbeda dengan ketentuan setiap orang membuat 1 pendekatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Bandingkan dan diskusikan bagaimana setiap pendekatan mencoba uuntuk mempengaruhi perilaku konsumen!
Jawab:
sama dengan no.5 tapi belum didiskusikan.

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - The Story (translated)

Chi- Hung Chien baru saja ingin memulai sebuah lembaran baru yang lebih baik untuk kehidupannya. Chi-Hung besar di Taiwan namun kemudian ia berkelana ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya. Selama tahun perkuliahannya, Chi-Hung jatuh cinta dengan seorang gadis lokal AS, sampai kemudian menikahinya dan memutuskan untuk menjadi warga tetap AS. Walaupun hal itu berarti ia harus meninggalkan keluarganya, Ia yakin bahwa ia tetap bisa pulang kampung setelah cukup sering melihat kerabat dan teman-temannya yang juga membangun kehidupan barunya di Amerika.
Selama 7 tahun lamanya, Chi-Hung telah bekerja di restoran cina lokal. Dia mempelajari gerak-gerik bos- bos nya secara teliti sekaligus mencoba mengamalkan banyak hal yang telah ia pelajari selama ia berkuliah terutama di mata perkuliahan marketing dan manajemen. Dan akhirnya sebuah kesempatan hadir di depan matanya. Mall perbelanjaan terbesar di kota tempat ia tinggal tampaknya sedang membuka sebuah restoran baru di food courtnya. Keluarga Chien mengumpulkan dana dari uang tabungannya, pinjaman bisnis kecil, dan dana tambahan dari orang tua mereka agar dapat secepatnya membuka restoran KA-POW! Baru.
Chi Hung telah menghabiskan banyak waktu prioritasnya di mall untuk memutuskan membuka bisnisnya di sana. Setelah mempelajari 5 langkah “proses membentuk keputusan membeli”, Ia tampaknya tertarik untuk melihat bagaimana jika hal itu ia aplikasikan di mall. Dan ternyata dari sejumlah fenomena transaksi yang terlihat di food court, pada umumnya orang membeli softdrink, snack dan makanan berat. Beberapa ada juga yang makan dengan keluarganya. Anak –anak sekolah tingkat menengah lebih suka nongkrong berjam-jam di mall. Sedangkan orang-orang yang datang untuk berbelanja hanya berhenti sejenak saja untuk membeli makanan yang ringan. Rata-rata pegawai mengunjungi food court sebagai ritual paginya sebelum memulai pekerjaannya di mall. Yang paling banyak di cari adalah kopi, namun teh dan hidangan lain yang mendukung teh ataupun kopi juga punya kesempatan untuk bisa di jual.
Bagian yang paling menarik dari pengamatan pembelian makanan di food court ini adalah melihat secara individu siapa saja yang datang ke sana. Beberapa orang langsung datang ke restoran pilihannya yang sudah ada selalu di benak mereka seperti McDonald’s, Dairy Queen, Sbaross, atau Chick-Fil-A. Pemegang kunci penjualan makanan nasional seperti mereka telah mempunyai jumlah pelanggan yang cukup stabil. Sedangkan beberapa outlet lokal lainnya akan mengalami masalah untuk mendapatkan pelanggan. Sebut saja Spud Are us, toko-toko yang menjual makanan dari olahan kentang dan taco lokal yang memiliki banyak pelanggan yang jumlahnya tidak akan sebanyak McDonalds dimanapun. Chi-Hung juga melihat bahwa beberapa pelanggan besar mereka adalah pekerja mall yang sederhana.
Di waktu yang sama, Chi-Hung juga memanggil beberapa klien yang suka berkelana. Mereka berjalan-jalan di antara toko dan mencoba menentukan makanan apa yang kira-kira ingin dibeli. Beberapa toko menawarkan makanan contoh kecil gratis untuk dicicipi pelanggan untuk membangun rasa ketagihan untuk beberapa jenis makanan dan akhirnya memutuskan untuk membelinya.
Kuncinya adalah menemukan apa yang menjadi alasan “keputusan pembelian makanan” berbagai kelompok konsumen. Chi-Hung yakin ia akan bisa memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif dengan servis yang memuaskan. Ia hanya ingin tahu seberapa besar potensial pelanggannya sebelum mereka pergi membawa mobilnya pergi dari lapangan parkir mall. (alias buru-buru pulang).
1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
Deskripsikan proses keputusan pembelian-anda terakhir kali ketika anda makan di food court sebuah mall!
2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
Apa kriteria keputusan yang mempengaruhi sebuah keluarga makan di food court? Apakah sama saja di semua mall?
3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
Kelompok manakah yang harus Chi-Hung sasar atau haruskah ia mencoba untuk menjualnya ke semua orang?
4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
Haruskah KA-POW! Menawarkan program takeout? Delivery? Harus dengan cara bagaimana lagi perusahaan dapat menjual produk-produk tambahannya?
5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
Rancanglah sebuah iklan yang menarik untuk KAPOW! Menggunakan pendekatan Learn – Feel – Do untuk mempengaruhi konsumen.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Feel – Do – Learn?
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Do – Learn – Feel?
6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.
Dalam sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, masing-masing orang membuat rancangan iklan yang berbeda dengan ketentuan setiap orang membuat 1 pendekatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Bandingkan dan diskusikan bagaimana setiap pendekatan mencoba uuntuk mempengaruhi perilaku konsumen!

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - The Story

Chi-Hung Chien was about to begin an exciting new phase of life, Chi-Hung grew up in Taiwan, but came to the United states to get his education. During his college years, Chi-Hung fall in love with a local girl, married her, and applied for a permanent visa. Even though this meant leaving his family behind, Chi-Hung believed he could get home often enough to see family and friends while building a new life in America.
For the past seven years, Chi-Hung worked at a local Chinese restaurant. He studied the moves of the owners carefully while trying to apply the many things he had learned in college from his marketing major and management minor. Finnaly an opportunity presented itself. The biggest shopping mall in town had an opening for a new restaurant in its food court. The Chien family took out its life savings, applied for a small business loan, and obtained additional funding from their parents in order to open the new KA-POW! restaurant.
Chi-Hung spent a great deal of time in the mall prior to making his decision to open his business. Having studied the five steps of the buying decision-making process in college, he was interested to see how they might apply in the mall. After all, there was a considerable amount of traffic trough the food court. People stopped to buy soft drinks, snacks, and full meals. Some people ate with families. Junior high and young high schoolers would "hang out" for hours. Shoppers stopped for a quick bite to eat. Even old-timers visited the food court as part of their morning "mall working" ritual. Most wanted cofee, but the opportunity existed to sell tea to some of these patrons.
The most interesting part of the mall food-buying experience was to watch as an individual entered the food court. Some clearly had their minds made up and traveled directly to the restaurant of their choosing, whether it was McDonald's, Dairy Queen, Sbaross, or Chick-Fil-A. These national chains had steady inflows of traffic. Some of the local outlets had more trouble enticing the quick visit. Spuds Are Us, a baked potato place, and a locally owned taco place had some regular customers yet nowhere near the same number as McDonald's. Chi-Hung also knew many regulars were simply mall employees.
At the same time, Chi-Hung called numerous clients "wanderers". These shoppers would walk back and forth between shops, trying to decide what kind of food to buy. Several of the stores offered free small food samples to entice the customer to develop a stronger craving for a certain kind of food and make a purchase as a result.
The key seemed to be discovering how various consumer groups made food-buying decisions. Chi-Hung was conviced he could deliver a quality product at a competitive price, with solid service. He just wanted to make sure he knew his potential customers before they even got out of their cars in the mall parking lot.
1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.

Selasa, 08 September 2009

Strategi Perancangan SWOT

Ini dia tugas kita minggu ini : Strategi perancangan SWOT

CREATE A DUNKIN' DONUT'S NEW BRAND IMAGE
by: All-byno

LATAR BELAKANG
Pada kenyataannya Dunkin’ Donuts yang dulunya meraih kejayaannya sebagai raja donat di dunia pun sekarang harus turun pamor akibat banyaknya kompetitor yang bergelut dalam bidang per-Donat-an.
Padahal Merek Dunkin’ Donuts bukan sembarang merek. Dunkin’ Donuts telah ada di hati masyarakat dunia sejak dulu, dan Merupakan sebuah kejutan besar bagi masyarakat, ternyata Dunkin’ bisa kalah dengan pemain baru yang ternyata lebih antusias dan punya konsep yang kuat dalam bisnis ‘roti bolong’ ini.
Hal ini dapat dilihat dari ketidak seimbangan antara banyaknya jumlah counter Dunkin’ Donuts dengan banyaknya jumlah pembeli di tiap counternya. Berbeda dengan salah satu kompetitornya, yang hanya mempunyai beberapa counter tetapi pembeli harus antri demi mendapatkannya.

STUDI KOMPETITOR
Belakangan ini banyak sekali brand donat yang bermunculan di penjuru Indonesia, mulai dari brand kecil-kecilan yang banyak bermunculan di pinggir jalan, hingga brand kelas menengah ke atas yang dapat ditemukan di pusat perbelanjaan. Sebut saja J.Co dan Krispy Kreme. Krispy Kreme sebenarnya merupakan pemain donat yang lebih tua 13 tahun daripada Dunkin’ di dunia barat. Namun di indonesia Dunkin’ lebih dulu datang di tahun 1990 dan Krispy Kreme dengan santainya baru datang pada tahun 2006 dan akhirnya membuat gebrakan baru yang tidak dimiliki Dunkin’ yaitu konsep Open Kitchen. J.Co, pesaing lokal asli Indonesia yang menerapkan konsep yang sama dengan Krispy Kreme dan memberikan gebrakan setahun lebih dulu dibanding Krispy Kreme. Sampai saat ini J.Co dan Krispy Kreme masih mendapat perhatian lebih daripada Dunkin’ Donuts.
J.Co dan Krispy Kreme pada dasarnya memiliki banyak kemiripan. Masyarakat menyukainya karena mereka menerapkan konsep Roti Donat yang Lebih Empuk dan Manis. Selain itu juga bentuknya yang bervariasi. Bahkan J.Co menamai donat-donatnya dengan nama-nama yang keren. Konsep Open Kitchen memberikan daya tarik tersendiri bagi pelanggan yang ingin melihat cara pembuatan donat di dapurnya langsung. Suasana gedung restoran yang lebih ramai dan ceria membuat betah para pelanggannya nongkrong lebih lama.
J.Co menawarkan harga lebih terjangkau meskipun sebanding dengan donatnya yang lebih kecil/tipis daripada Krispy Kreme. Namun dengan kualitas yang sama, mungkin menjadi salah satu alasan mengapa J.Co lebih digemari saat ini.
Segmentasi pasar mereka pun sama yaitu remaja dan anak-anak. Dengan dasar itu pulalah mereka membangun brand image mereka ke dalam setiap produk, pelayanan, dan fasilitas yang mereka berikan. Contohnya Pembuatan Donat yang empuk & manis jelas merupakan selera khas remaja dan anak. Fasilitas kursi nongkrong & suasana interior yang memadai juga sangat cocok dengan lifestyle remaja. Konsep Open Kitchen, menjawab rasa keingintahuan anak-anak bagaimana cara membuat sebuah donat.

STUDI KOMPARATOR
McD (pemain lama FastFood) mengubah target pasarnya dari anak-anak (identik dengan Happy Meal dan mainan Ala Disney nya) ke generasi remaja dengan brandline barunya “I’m Lovin’ it” seiring bertambahnya pesaing baru seperti KFC, CFC, A & W, Texas dsb.
Indosat M3 (pemain lama provider ponsel setelah telkomsel) mengubah target pasarnya pula dari professional muda menjadi remaja dan anak muda secara umum seiring menjamurnya ponsel sebagai lifestyle. Dengan tarif yang cukup murah IM3 sangat cocok dengan anak muda yang notabene bersifat konsumtif dan strategi ini cukup jitu mengalahkan pesaing lama seperti telkomsel yang kurang dinamis.

PERANCANGAN BRAND IMAGE BARU SEBAGAI STRATEGI PLANNING DUNKIN’ DONUTS

ALASAN DUNKIN’S DONUT HARUS MERUBAH BRAND IMAGE
Sepertinya Dunkin’ Donuts perlu mengikuti jejak McD dan IM3 yang sama-sama sudah berpengalaman lama dibidangnya namun tetap exist. Dunkin’ Donuts perlu memilih pasar yang tepat untuk membangun Brand imagenya, mengingat para kompetitornya juga melakukan hal yang sama.

REPOSISI TARGET PASAR
Jika Dunkin’ Donuts tetap mengambil segmentasi pasar yang sama tanpa spesifikasi maka jelas Dunkin’ Donuts akan kalah saingan. Dunkin’ Donuts perlu target pasar yang berbeda yang belum mereka ambil sehingga perebutan pelanggan bisa dihindari. Dengan adanya spesifikasi target pasar, persaingan bisa dihindari dan setiap perusahaan memiliki target pasarnya sendiri-sendiri
Saran kami, target pasar yang cocok untuk Dunkin’ adalah orang-orang yang telah bekerja seperti para pengusaha apalagi yang professional
Mengapa mereka?
Ingat, di dunia barat, makanan seperti donat sering dijadikan bekal ketika seseorang bekerja, contoh saja polisi, pekerja bangunan dan sebagainya. Lagipula orang-orang karier seperti mereka dekat dengan 3 dunia yaitu teman, klien mereka dan keluarga. Otomatis brand yang diberikan kepada orang-orang karier seperti mereka akan terdistribusi juga ke 3 target pasar lain yang berbeda .
Brand Dunkin diberikan pada seorang bisnisman melalui sebuah donat yang menjadi bekal kerjanya sehari-hari Tentu saja ia mempunyai teman dan tidak mungkin ia makan sendiri di kantor, sehingga timbul rasa berbagi dengan makan donat bersama teman-temannya. Begitu pula saat bertemu dengan klien jika ada yang perlu disuguhkan saat presentasi, bisnisman akan mengingat Dunkin’ Donuts bisa dijadikan pilihan sebagai suguhan yang tepat. Saat pulang, bisnisman akan teringat untuk membeli oleh-oleh untuk keluarganya. Dunkin’ Donuts pun bisa menjadi pilihannya. Ketika pulang anaknya akan ingat dengan oleh-oleh yang selalu dibawa ayahnya untuknya, yaitu Dunkin’ Donuts. Ketika sudah besar nanti, kemungkinan sang anak yang sudah menjadi bisnisman muda seperti ayahnya bisa beralih ke toko donat yang lain, namun ketika ia ingin mengenang masa lalunya, restoran Dunkin’ Donuts menjadi pilihannya. Begitu seterusnya sampai ia juga menyebarkan kepada teman, klien dan keluarganya seperti yang ayahnya lakukan.
KONSEP PERANCANGAN
Konsepnya adalah Dunkin’ Donuts sebagai sahabat saat bekerja atau motor-nya orang bekerja. Jadi dengan ditemani Dunkin’ Donuts, orang akan semakin semangat bekerja dan menjadi sumber inspirasi munculnya ide-ide baru.
Tema pendukungnya adalah ‘Office’ yang akan di terapkan pada setiap produk, pelayanan, dan fasilitas Dunkin Donuts , alasannya karena Office adalah tempat di mana target pasar bekerja dan identik dengan profesi.

IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI DI PRODUK
•Produk Dunkin’ Donuts harus selalu inovatif dengan bentuk, topping dan rasa yang selalu berkembang (inovatif mencerminkan sebuah kreatifitas yang sangat diperlukan dalam bekerja)
•Perlunya paket baru seperti paket bekal bekerja (untuk 1 atau 2 orang) dan paket oleh-oleh dengan harga yang seharusnya terjangkau oleh target pasar. Perlu dikemas dengan packaging baru dengan yang cocok dengan temanya.

IMPLEMENTASI DI INTERIOR DAN EKSTERIOR
•Eksterior & interior bisa di desain dengan gaya gedung perkantoran dengan AC dan lighting yang cukup
•Utamakan menggunakan bangku panjang dan meja panjang. Karena cocok untuk segala keperluan. Misalnya untuk makan sekeluarga, makan bersama teman, pertemuan dengan klien dsb.
•Menghias setiap dinding dengan poster tokoh-tokoh sukses dan ceritanya(sebagai motivator)
•Begitu pula di nomor meja dan suvenir jika ada
•Kalau bisa disediakan koran setiap hari karena koran selalu identik dengan bisnis, jadi sambil makan di resto Dunkin’ juga bisa menambah wawasan dan melihat peerkembangan bisnis
•Juga HotSpot/ Wifi yang memungkinkan pelanggan dapat terhubung dnegan internet untuk urusan pekerjaannya

IMPLEMENTASI DI PELAYANAN
•Pelayanan dari meja ke meja akan lebih memanjakan pelanggan yang ingin makan di resto Dunkin’
•Pelayanan di Receptionist tetap ada, misalnya untuk pelanggan yang ingin membeli dibungkus untuk oleh-oleh
•Tambahkan pelayanan Drive Thru seperti yang diterapkan oleh McD, memungkinkan pelanggan yang sibuk dapat segera membeli makanan dengan cepat tanpa harus turun dari kendaraan
•Kalau bisa adakan sistem member card dengan keuntungan tertentu jika memilikinya. Member card akan mendekatkan hubungan antara Dunkin Donuts dan pelanggannya. Sehingga Dunkin’ bisa selalu menerima saran dan kritik dan segera melakukan introspeksi.

IMPLEMENTASI DI MEDIA KOMUNIKASI
•Membuat New Brand Logo
•Membuat New Brand Line
•Membuat Supergraphic
•Commercial Break di TV dan media cetak dengan tema profesi, kantor atau segala hal yang berkaitan dengannya
•Memperbaiki website
•Membuat Packaging baru

Bulan Ramadhan = Tugas???

Wuaw.. Bulan puasa ini ada 2 tugas yang diberikan oleh Mbak Puspita aka dosen Lifestyle kita!
Pertama:
DILO Rexona Teen
Kedua:
Strategi perancangan SWOT

Nah.. Gara-gara tugas DILO waktunya sampai akhir bulan, maka tugas strategi perancangan yang dikumpulkan lebih dulu karena batas waktunya 1 minggu..

Ok guys! Dengan penuh semangat kita mengerjakannya! Okehhh!!!
Smangatt!!

Sabtu, 05 September 2009

Wehe akhirnya blog beban hidup kita udah jadi allbyno-ers!
tinggal di isi neeeh!