Rabu, 14 Oktober 2009

Consumer Behaviour in the New Millenium

CONSUMER BEHAVIOUR IN THE NEW MILLENIUM
Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup atau lifestyle seseorang / masyarakat mengalami perubahan. Hal itu dikarenakan oleh sifat manusia sendiri yang tak pernah puas, sehingga manusia terus menerus berinovasi,baik dalam hal fashion, gadget,dll. Berikut adalah hal-hal yang menjadi trend di masa millenium baru di Indonesia :
1. Fashion
- adanya stocking warna warni
- baju dan pernak-pernik distro (ex: 3 second, greenlight, black ID,dll)
- outlet asesoris (ex: strobery, smile ,bunga, how r u, naughty,dll)
- sepatu crocs, sneakers
- celana skinny warna warni
- batik modern
2. Gadget and electronic equipment
- handphone keypad querty dan touchscreen
- i pod - x-box
- laptop
- TV LCD
3. Food and beverages
- fast food mania, layanan drive thru dan delivery service (ex: McD 14045, KFC 14022, Hoka-hoka Bento)
- makanan ringan cepat saji (ex: K-patats, Takoyaki, Kebab,dll)
- coffee shop (ex: J-Co, Coffee Corner, Coffee Bean, Dante, SourSally,dll)
- yogurt (ex: yogurt J-Co)
- minuman ber-ion (ex: Pocari Sweat, Mizone, Vitazone, dll)
- minuman ber-bulir (ex: Pulpy Orange, Nutrisari Fruit and Veg)4. Habit
- Orang-orang mulai meninggalkan habit membawa uang tunai dalam jumlah banyak, mulai memakai fitur ATM dan Credit card
- Munculnya kebiasaan homeschooling
- Menjadi member di fitness club / gym - Orang-orang mulai membeli bahan makanan organik yang ada di supermarket dengan alasan kesehatan dan alami
- Green peace
- Youth movement
- Pekerjaan di Industri Kreatif
- Nongkrong di mall dan cafe
5. Network
- Social networking in Facebook, Twitter, and Skype
- Online shop
- Game Online (Ragnarok Online, DotA, Point Blank, Pet society, Mafia War, Poker, dll)
6. Entertaiment
- Acara musik (Dahsyat, Inbox,dll)
- Reality show (Termehek mehek, CLBK, Orang ketiga, Playboy kabel, Tamu tak terduga, dll)
- Sinetron yang memakai nama tokoh utamanya menjadi judulnya dan cerita tentang Manohara
- Munculnya musik aliran Melayu-mellow
- bioskop 3d

Selasa, 06 Oktober 2009

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - Our Answers (In Progress...)

1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
Deskripsikan proses keputusan pembelian-anda terakhir kali ketika anda makan di food court sebuah mall!
Jawab:
Alasan membeli makanan di food court karena banyak pilihan makanan.. mauk yang junk food, yang indonesian food... theres so many choices. Mungkin yang namanya orang pasti punya rasa bosan. Jadi, kalo kita makan masakan rumah mulu yaaaaa bosan lah. So makanan di food court bisa jadi alternatif yang oke buat kita..

2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
Apa kriteria keputusan yang mempengaruhi sebuah keluarga makan di food court? Apakah sama saja di semua mall?
Alasan keluarga memutuskan untuk membeli makanan di food court sebuah mall karena......mungkin tergantung kondisi juga. Yang pertama bisa karena memang keluarga tersebut butuh refreshing(soal makanan),sang ibu perlu beristirahat memasak dan sang ayah mengeluarkan budgetnya untuk hang out and have lunch or dinner d food court.. yang kedua bisa karena kebetulan memang keluarga tersebut sedang berbelanja d mall,, kemudian mereka lapar dan memutuskan makan d food court karena makan di food court bisa memenuhi selera masing2,misal adek suka makanan junk food, ayah suka masakan indonesia, ibu pengen bakso, kakak pengen masakan ala italy. Semua itu bisa didapat di food court

3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
Kelompok manakah yang harus Chi-Hung sasar atau haruskah ia mencoba untuk menjualnya ke semua orang?
Target pasar yang harus di sasar oleh Chi-Hung adalah ......Beberapa kelompok yang bisa di sasar adalah 1. Keluarga dan 2. Orang-orang yang mempunyai banyak relas (17+)i. Alasannya memilih keluarga karena kebanyakan mereka sering pergi berbelanja bersama-sama untuk refreshing terutama keluarga yang mempunyai anak- anak yang masih kecil. Rata-rata setiap anggota keluarga memiliki selera yang berbeda-beda sehingga restoran adalah tempat yang tepat untuk makan karena mereka bisa memilih apa yang mereka mau (tapi kalo ada duitnya). Alasan memilih orang-orang yang mempunyai relasi banyak, misalnya seorang pengusaha yang mengadakan pertemuan dengan kliennya atau dengan relasi2 lain atau pekerja yang mempunyai banyak teman atau anak-anak muda yang suka mentraktir temannya makan, adalah karena memang kebanyakan mereka membutuhkan tempat yang nyaman & luas dengan makanan & pelayanan yang spesial untuk makan bersama teman-temannya. Sehingga restoran menjadi tempat yang pas untuk mereka pilih.

4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
Haruskah KA-POW! Menawarkan program takeout? Delivery? Harus dengan cara bagaimana lagi perusahaan dapat menjual produk-produk tambahannya?
Tidak perlu menawarkan program yang kira-kira membutuhkan biaya besar. Untuk restoran yang baru buka, lebih baik menyebarkan brosur yang memuat tentang katalog produk-produk restoran tersebut. Kecuali untuk program takeout yang memang sudah seharusnya ada di setiap restoran.

5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
Rancanglah sebuah iklan yang menarik untuk KAPOW! Menggunakan pendekatan Learn – Feel – Do untuk mempengaruhi konsumen.
Jawab:
Kuncinya adalah membuat sebuah iklan yang memuat deskripsi yang menarik dari restoran KAPOW! Diselingi dengan gambar-gambar makanan yang terlihat lezat dan dapat menarik selera konsumen. Sehingga nantinya target yang melihat brosur tersebut akan merasa bahwa restoran KAPOW! Patut untuk dicoba dikunjung dan akhirnya berujung pada transaksi di restoran.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Feel – Do – Learn?
Jawab:
Pendekatan menggunakan Affectif atau emosi bisa dicoba dengan membuat iklan yang memuat diskon harga di restoran KAPOW! Atau tawaran-tawaran menarik lain seperti produk gratis, atau beli 2 dapat 1. hal itu akan memicu emosi target untuk membeli. Baru kemudian mereka tahu dan menilai seperti apa restoran KAPOW! Setelah merasakannya.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Do – Learn – Feel?
Jawab:
Iklan dengan cara ini akan lebih simpel, cukup membuat pemberitahuan mengenai adanya restoran KAPOW! yang baru sehingga target memutuskan untuk tidak ke sana atau jadi ke sana.

6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.
Dalam sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, masing-masing orang membuat rancangan iklan yang berbeda dengan ketentuan setiap orang membuat 1 pendekatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Bandingkan dan diskusikan bagaimana setiap pendekatan mencoba uuntuk mempengaruhi perilaku konsumen!
Jawab:
sama dengan no.5 tapi belum didiskusikan.

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - The Story (translated)

Chi- Hung Chien baru saja ingin memulai sebuah lembaran baru yang lebih baik untuk kehidupannya. Chi-Hung besar di Taiwan namun kemudian ia berkelana ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikannya. Selama tahun perkuliahannya, Chi-Hung jatuh cinta dengan seorang gadis lokal AS, sampai kemudian menikahinya dan memutuskan untuk menjadi warga tetap AS. Walaupun hal itu berarti ia harus meninggalkan keluarganya, Ia yakin bahwa ia tetap bisa pulang kampung setelah cukup sering melihat kerabat dan teman-temannya yang juga membangun kehidupan barunya di Amerika.
Selama 7 tahun lamanya, Chi-Hung telah bekerja di restoran cina lokal. Dia mempelajari gerak-gerik bos- bos nya secara teliti sekaligus mencoba mengamalkan banyak hal yang telah ia pelajari selama ia berkuliah terutama di mata perkuliahan marketing dan manajemen. Dan akhirnya sebuah kesempatan hadir di depan matanya. Mall perbelanjaan terbesar di kota tempat ia tinggal tampaknya sedang membuka sebuah restoran baru di food courtnya. Keluarga Chien mengumpulkan dana dari uang tabungannya, pinjaman bisnis kecil, dan dana tambahan dari orang tua mereka agar dapat secepatnya membuka restoran KA-POW! Baru.
Chi Hung telah menghabiskan banyak waktu prioritasnya di mall untuk memutuskan membuka bisnisnya di sana. Setelah mempelajari 5 langkah “proses membentuk keputusan membeli”, Ia tampaknya tertarik untuk melihat bagaimana jika hal itu ia aplikasikan di mall. Dan ternyata dari sejumlah fenomena transaksi yang terlihat di food court, pada umumnya orang membeli softdrink, snack dan makanan berat. Beberapa ada juga yang makan dengan keluarganya. Anak –anak sekolah tingkat menengah lebih suka nongkrong berjam-jam di mall. Sedangkan orang-orang yang datang untuk berbelanja hanya berhenti sejenak saja untuk membeli makanan yang ringan. Rata-rata pegawai mengunjungi food court sebagai ritual paginya sebelum memulai pekerjaannya di mall. Yang paling banyak di cari adalah kopi, namun teh dan hidangan lain yang mendukung teh ataupun kopi juga punya kesempatan untuk bisa di jual.
Bagian yang paling menarik dari pengamatan pembelian makanan di food court ini adalah melihat secara individu siapa saja yang datang ke sana. Beberapa orang langsung datang ke restoran pilihannya yang sudah ada selalu di benak mereka seperti McDonald’s, Dairy Queen, Sbaross, atau Chick-Fil-A. Pemegang kunci penjualan makanan nasional seperti mereka telah mempunyai jumlah pelanggan yang cukup stabil. Sedangkan beberapa outlet lokal lainnya akan mengalami masalah untuk mendapatkan pelanggan. Sebut saja Spud Are us, toko-toko yang menjual makanan dari olahan kentang dan taco lokal yang memiliki banyak pelanggan yang jumlahnya tidak akan sebanyak McDonalds dimanapun. Chi-Hung juga melihat bahwa beberapa pelanggan besar mereka adalah pekerja mall yang sederhana.
Di waktu yang sama, Chi-Hung juga memanggil beberapa klien yang suka berkelana. Mereka berjalan-jalan di antara toko dan mencoba menentukan makanan apa yang kira-kira ingin dibeli. Beberapa toko menawarkan makanan contoh kecil gratis untuk dicicipi pelanggan untuk membangun rasa ketagihan untuk beberapa jenis makanan dan akhirnya memutuskan untuk membelinya.
Kuncinya adalah menemukan apa yang menjadi alasan “keputusan pembelian makanan” berbagai kelompok konsumen. Chi-Hung yakin ia akan bisa memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif dengan servis yang memuaskan. Ia hanya ingin tahu seberapa besar potensial pelanggannya sebelum mereka pergi membawa mobilnya pergi dari lapangan parkir mall. (alias buru-buru pulang).
1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
Deskripsikan proses keputusan pembelian-anda terakhir kali ketika anda makan di food court sebuah mall!
2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
Apa kriteria keputusan yang mempengaruhi sebuah keluarga makan di food court? Apakah sama saja di semua mall?
3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
Kelompok manakah yang harus Chi-Hung sasar atau haruskah ia mencoba untuk menjualnya ke semua orang?
4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
Haruskah KA-POW! Menawarkan program takeout? Delivery? Harus dengan cara bagaimana lagi perusahaan dapat menjual produk-produk tambahannya?
5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
Rancanglah sebuah iklan yang menarik untuk KAPOW! Menggunakan pendekatan Learn – Feel – Do untuk mempengaruhi konsumen.
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Feel – Do – Learn?
Bagaimana jika anda memodifikasi iklan tersebut dengan menggunakan pendekatan Do – Learn – Feel?
6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.
Dalam sebuah grup yang terdiri dari 3 orang, masing-masing orang membuat rancangan iklan yang berbeda dengan ketentuan setiap orang membuat 1 pendekatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Bandingkan dan diskusikan bagaimana setiap pendekatan mencoba uuntuk mempengaruhi perilaku konsumen!

KAPOW! Reataurant Strategic Planning - The Story

Chi-Hung Chien was about to begin an exciting new phase of life, Chi-Hung grew up in Taiwan, but came to the United states to get his education. During his college years, Chi-Hung fall in love with a local girl, married her, and applied for a permanent visa. Even though this meant leaving his family behind, Chi-Hung believed he could get home often enough to see family and friends while building a new life in America.
For the past seven years, Chi-Hung worked at a local Chinese restaurant. He studied the moves of the owners carefully while trying to apply the many things he had learned in college from his marketing major and management minor. Finnaly an opportunity presented itself. The biggest shopping mall in town had an opening for a new restaurant in its food court. The Chien family took out its life savings, applied for a small business loan, and obtained additional funding from their parents in order to open the new KA-POW! restaurant.
Chi-Hung spent a great deal of time in the mall prior to making his decision to open his business. Having studied the five steps of the buying decision-making process in college, he was interested to see how they might apply in the mall. After all, there was a considerable amount of traffic trough the food court. People stopped to buy soft drinks, snacks, and full meals. Some people ate with families. Junior high and young high schoolers would "hang out" for hours. Shoppers stopped for a quick bite to eat. Even old-timers visited the food court as part of their morning "mall working" ritual. Most wanted cofee, but the opportunity existed to sell tea to some of these patrons.
The most interesting part of the mall food-buying experience was to watch as an individual entered the food court. Some clearly had their minds made up and traveled directly to the restaurant of their choosing, whether it was McDonald's, Dairy Queen, Sbaross, or Chick-Fil-A. These national chains had steady inflows of traffic. Some of the local outlets had more trouble enticing the quick visit. Spuds Are Us, a baked potato place, and a locally owned taco place had some regular customers yet nowhere near the same number as McDonald's. Chi-Hung also knew many regulars were simply mall employees.
At the same time, Chi-Hung called numerous clients "wanderers". These shoppers would walk back and forth between shops, trying to decide what kind of food to buy. Several of the stores offered free small food samples to entice the customer to develop a stronger craving for a certain kind of food and make a purchase as a result.
The key seemed to be discovering how various consumer groups made food-buying decisions. Chi-Hung was conviced he could deliver a quality product at a competitive price, with solid service. He just wanted to make sure he knew his potential customers before they even got out of their cars in the mall parking lot.
1. Describe your buying decision-making process the last time you ate at a mall food court.
2. What decision criteria influence a family making a food court purchase? Would they be the same as those for mall rats?
3. Which group should Chi-Hung target, or should he try to sell to everyone?
4. Should KA-POW! Offer takeout? Delivery? How else can the company sell additional products?
5. Design an attractiive advertisement for KAPOW! Using the cognitive - affective - conative approach to influencing consumer attitudes. How can you modify the ad to use the affective - conative - cognitive approach? How can you modify the ad to use the conattive - cognitive - affectife approach?
6. In a group of three students, design three students, design three different advertisements, each using a distinct approach to impact consumer attitude. Compare the advertisements and discuss how each approach tries to influence consumer attitudes.